silakan di klik

Wednesday, June 20, 2012

Mungkin bukan cuma saya, ada banyak masyarakat Indonesia bingung dengan politik di Indonesia. Bukan karena kurang paham. Tapi karena begitu pandainya para politikus menjual kata-kata yang 'membius'. Seperti kata-kata di swalayan atau mall yang menggoda konsumen nya.
Banyak yang kalimat-kalimat yang tidak sinkron dengan kenyataan.
Di mall mungkin kita sering dengar kata-kata cuci gudang/diskon besar-besaran, beli satu gratis satu, diskon sampai 70%, diskon 50% + 20% dan diskon ++ lainnya. Padahal kalau kita teliti sekali ternyata harga 'diskon' sebenarnya enggak seluruhnya lebih murah dari harga biasa...bahkan bisa jadi lebih mahal...hati-hati ya..kita harus cerdas membaca kalimat- kalimat mereka. Tak semua juga yang begitu ada juga yang benaran murah...tapi sedikit sekali. karena nya kita harus cermat.

Beitu juga dengan banyaknya partai politik di negara kita tercinta ini. Perhatikan Ideologi yang mereka junjung dan langkah - langkah langkah konkret mereka. Mungkin jauh lebih rumit dari pada "obral" di swalayan.

Kita harus betul- betul belajar. Mengenai partai dan orang-orangnya. Saya akan coba ungkapkan pemikiran saya. Ini masih bisa di lihat secara jelas.
Contoh...
ada banyak partai di Negara kita mengatas nama kan Demokrasi. Perhatikan. Mereka memakai nama demokrasi/demokrat atau yang sejenisnya lah. Tapi yang menjadi pertanyaan Kenapa Jumlahnya bisa lebih dari satu. kalau di lihat dari sejarahnya. biasanya partai Demokrasi yang baru merupakan pecahan dari partai Demokrasi yang lain. Aneh ya?? Demokrasi kok bisa pecah-pecah...artinya mereka enggak bisa ber demokrasi toh? demokrasi-nya di dikebelakangkan yang di majukan adalah ideologi pribadinya. Bila demokrasi yang begini memimpin bangsa ini, apakah tidak ada kemungkinan negara yang memiliki keragaman budaya dan bahasa ini tidak akan terpecah- pecah?  Bisa berdiri sendiri sendiri karena mengikuti 'Demokrasi yang begini". Bukan kah demokrasi itu untuk menyatukan pandangan-pandangan yang berbeda sehingga kita bisa bersatu hidup rukun tanpa sindir menyindir?

Berikutnya partai- partai yang menggunakan nama Nasionalis/ partai rakyat. Nasional tapi tak bisa bersatu? sama aja dengan partai demokrasi yang saya sebutkan di atas.

Yang paling parah (menurut saya) partai yang menggunakan agama. Agamanya sama. Tuhan nya Satu. Tapi partainya banyak sekali dan masing masing memiliki calon Presidennya sendiri. Lah... kalau partai Agama yang sering sekali "menjual" nama Tuhan ini  terpisah karena perbedaan-perbedaan mereka, lalu Tuhan mereka di mana? Menurut saya yang harus mereka dahulukan adalah ideologi ketuhanan nya bukan ideologi mereka yang berbeda-beda. Apalagi harusnya mereka memiliki ibadah yang cukup baik. Harusnya mereka bisa lebih mendahulukan pemimpin yang di ridhoi Tuhan. Bukan pemimpin yang mereka kenal. Artinya menurut saya. Mereka lebih mendahulukan dirinya pribadi dari pada Tuhan nya.

Dari judul partainya nya saja kita sudah tahu bahwa sebenarnya sebelum Pemilu di mulai, ternyata kita sudah dibodohi oleh para politikus ini.
Saya bukan sedang menyarankan pembaca untuk membenci mereka. Saya hanya berharap bahwa kita semua menjadikan PEMILU ini sebagai pesta rakyat yang sesungguhnya. Bukan pesta para politikus dan para koruptor.

Pilih lah partai /orang yang anda kenal. Berdoalah, minta petunjuk Tuhan Yang Maha Esa akan pemimpin bangsa ini ke depan.  Jangan asal Pilih. Jangan mau di paksa. Apalagi di sogok dengan materi.
Jadikan Pesta Rakyat ini menjadi Pesta kita. Bukan Pesta Politikus atau para koruptor. Buka juga Pesta Pemerintah yang sedang berkuasa. Masa depan Bangsa ini di Tangan Kita. Bukan di tangan Mereka. Jangan sampai di rebut.